BAGAIMANA BELAJAR MENULIS?
Oleh: Abd.jafar m.nur
“Belajar tidak mengenal usia. Bahkan,
menjadi kewajiban bagi manusia untuk memahami lingkungan. Lebih dari itu, hanya
dengan belajar menusia bisa meraih cita-cita. Salah satu di antara upaya belajar
adalah dengan menulis.” Penulis
ingin menyapa teman-teman melalui resep menulis, sebagai ucapan salam kenal.
Semoga bermakna!
Menulis
itu adalah suatu keterampilan (skill). Skill tidak pernah kita miliki kalau
kita masih berdiam diri. Dengan kata lain, keterampilan apa pun namanya tak
pernah datang seperti mimpi. Jadi, keterampilan itu wajib berawal dari suatu
kegiatan. Kegiatan itu identik dengan kerja atau berbuat sesuatu. Tidak mau
berbuat jangan mimpi keterampilan menjadi milik kita. Andai kita sepakat dan
ingin menjadikan menulis sebagai suatu
keterampilan yang ingin kita gemggam, maka yang paling pertama kita pasang
dalam diri kita sendiri adalah kemauan untuk berbuat. Karena
menulis ingin kita jadikan sebagai suatu keterampilan yang harus kita miliki,
maka kegiatan yang harus kita lakukan adalah menulis itu sendiri. Semakin
sering menulis, keterampilan menulis itu semakin lancar, baik. Sama seperti
tukang meubil, kursi misalnya. Semakin sering dia membuatnya dapat dipastikan
hasilnya semakin baik, halus, dan enak dilihat.
Demikian
halnya dengan menulis, semakin banyak tulisan yang kita hasilkan pasti akan
bertambah baik. Jadi, menulis dan menulis adalah menu yang mujarab agar kita
pandai menulis. Suatu kegiatan yang kita lakukan secara berulang-ulang disebut berlatih.
Menulis pun demikian. jika tukang kursi berlatih membuat kursi pasti
menggunakan kayu yang berbeda. Dia tidak akan membongkar kursi yang telah
diselesaikan, menulis pun demikian. Jadi, latihan berbuat dengan berbuat.
Latihan menulis dengan menulis itu sendiri.
Namun
demikian, jika tukang kayu berlatih dengan kayu, maka kayu yang akan menjadi
bahannya pasti disediakan lebih banyak. Menulis juga demikian. Tetapi, menulis
tidak membutuhkan bahan dari kayu. Mencari bahan untuk menulis harus menempuh
suatu jalan. Di tengah perjalanan itulah kita akan memungut bahan-bahan untuk
menyesaikan tulisan yang kita inginkan. Oleh sebab itu, menulis dan membaca
adalah dua kegiatan yang tak terpisahkan. Ini berarti bahwa seseorang yang
ingin menulis menjadi suatu keterampilan yang ingin dimiliki, maka, membaca
harus menjadi bahan baku yang tidak boleh diabaikan. Dengan kata lain, tidak
ada seorang penulis yang lahir dari luar komunitas membaca. Malas membaca,
singkirkan saja keinginan untuk menjadi seorang penulis.
Jika selama ini kita hanya
mengatakan kalau diri kita tidak bisa menulis, itu hanya perasaan yang akan
menghambat diri sendiri untuk bisa menulis. Karena persyaratan menulis belum
perrnah kita laksanakan. Padahal kita tahu kalau keterampilan menulis itu
datang dari menulis itu sendiri. Ingat! Memiliki bahan yang cukup pun tidak
akan mampu menjadi sebuah tulisan. Jadi, tulisan itu akan selesai dengan jalan
merangkai bahan tulisan menjadi tulisan. Tidak percaya? Coba saja!
(disarikan dari berbagai literat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mari berbagi...